KRITIK ARSITEKTUR TERUKUR : Apartemen Margonda Residences 1
Pekan
lalu dalam mata kuliah Kritik Arsitektur, telah dijabarkan berbagai macam
metode Kritik dalam Berarsitektur yang tiga diantaranya menjadi bagian dari
tugas pertama mata kuliah ini. Selanjutnya sebagai wujud penulisan tugas yang
kedua yaitu Kritik Arsitektur Terukur saya memilih bangunan Apartemen Margonda
Residences 1, Depok, Jawa Barat sebagai bangunan yang akan dikritik. Sebelumnya,
akan dijabarkan tentang definisi, syarat, dan tujuan dari metode kritik
arsitektur terukur.
2. Metode
Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma.
1. Definisi Kritik Arsitektur Terukur
Menurut sumber wordpress.com, Kritik terukur menyatakan satu penggunaan bilangan
atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan
melalui hukum-hukum matematika tertentu. Norma yang terukur digunakan untuk
memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini merupakan satu bentuk analogi dari
ilmu pengetahuan alam yang diformulasikan untuk tujuan kendali rancangan
arsitektural.
2. Metode
Hakikat metode kritik terukur, kritik pengukuran menyatakan satu penggunaan
bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa
bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu. Norma pengukuran digunakan
untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari
ilmu pengetahuan alam. Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan
mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu
dalam studi.
a. Pengolahan melalui statistik atau
teknik lain secara matematis dapat mengungkapkan informasi baru tentang objek
yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi arsitektur.
b. Perbedaan dari kritik normatif
yang lain adalah terletak pada metode yang digunakan yang berupa standardisasi
desain yang sangat kuantitatif dan terukur secara amtematis.
c. Bilangan atau standard pengukuran
secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
d. Standardisasi pengukuran dalam
desain bangunan dapat berupa :
1.
Ukuran batas minimum atau
maksimum
2.
Ukuran batas rata-rata (avarage)
3.
Kondisi-kondisi yang dikehendaki
Norma atau standar yang digunakan
dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi
yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu
sendiri.
Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut: Tujuan Teknis (Technical Goals) Tujuan Fungsi (Functional Goals) Tujuan Perilaku (Behavioural Goals).
Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut: Tujuan Teknis (Technical Goals) Tujuan Fungsi (Functional Goals) Tujuan Perilaku (Behavioural Goals).
3. Tujuan Teknis Metode Kritik
Terukur
Kesuksesan
bangunan dipandang dari segi standarisasi ukurannya secara teknis contoh : Sekolah,
dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya. Pertimbangan yang perlu
dilakukan adalah :
1. Stabilitas Struktur
• Daya tahan terhadap beban
struktur
• Daya tahan terhadap benturan
• Daya dukung terhadap beban yang
melekat terhadap bahan
• Ketepatan instalasi
elemen-elemen yang di luar sistem
2. Ketahanan Permukaan Secara Fisik
• Ketahanan permukaan
• Daya tahan terhadap gores dan
coretan
• Daya serap dan penyempurnaan
air
3. Kepuasan Penampilan dan
Pemeliharaan
• Kebersihan dan ketahanan
terhadap noda
• Timbunan debu
Kelebihan Kritik Terukur:
Metodenya terukur secara
kuantitatif. Memiliki Pertimbangan yang diperlukan dalam tujuan fungsi metode
kritik terukur.
Kekurangan Kritik Terukur:
Kegiatan pendapat atau tanggapan
terhadap sesuatu hal yang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya
hal tersebut, tetapi mengkritik biasanya lebih cenderung dikaitkan dengan
hal-hal yang dinilai kurang baik atau buruk.
Contoh :
Bagaimana Pemerintah daerah melalui
Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa sandard normatif :
- Batas maksimal ketinggian bangunan
- Batas sempadan bangunan dan luas terbangun
- Batas ketinggian pagar yang diijinkan
- Standardisasi : Pencegahan kebakaran, batas maksmal toleransi reflektor curtainwall logam atau kaca, penangkal petir, penggunaan air bersih dsb.
Adakalanya standard dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma.
Apartemen Margonda
Residences 1, Depok.
Apartemen Margonda Residences 1 berlokasi di Jl.
Margonda Raya, No. 456. Kelurahan Pondok Cina. Kecamatan Beji, Depok. Jawa
Barat. Apartemen ini di bangun oleh PT. CEMPAKA BERSAMA MAJU diatas lahan
seluas 1,2 ha dan merupakan apartemen pertama di Kota Depok. Lokasi apartemen
ini sangat strategis yaitu berdekatan langsung dengan pusat perbelanjaan Margo
City dan Depok Town Square. Selain itu juga dekat dengan Stasiun KRL yaitu
stasiun Pondok Cina dan Stasiun Universitas Indonesia.
Apartemen
ini memiliki kelebihan tersendiri karena dibangun di atas tanah yang
berbukit-bukit, yang dilengkapi center bridge (jembatan penghubung) dan roof
garden. Secara konsep, apartemen ini untuk mahasiswa yang kampusnya berdekatan
dengan lokasi apartemen. Atau untuk orang yang ingin berinvestasi dengan
membeli apartemen lalu menyewakannya kembali. Ini bisa dipahami karena lokasi
Margonda Residences yang berdekatan dengan kampus Universitas Indonesia,
Universitas Gunadarma, dan Universitas Pancasila. Ada puluhan ribu mahasiswa
dari tiga universitas tersebut yang menjadi pasar potensial apartemen ini.
Luas lahan : 1,2 ha.
Jumlah lantai : 9 lantai
Jumlah tower : 3 tower
Jumlah unit : 700 unit
Tipe unit : 3 tipe (20,38,76)
Kritik Arsitektur Terukur terhadap Bangunan Apartemen Margonda Residences 1
Apartemen Margonda Residences 1 dibangun diatas kontur tanah yang berbukit. Hal ini memungkinkan terciptanya suasana yang lebih alamiah guna mencapai keindahan dan kenyamanan. Selain ini, membangun sebuah apartemen diatas kontur berbukit memberikan kesan unik memgingat kebanyakan apartemen biasanya di bangun di atas lahan berkontur rata. Selain itu, karena bangunan apartemen ini merupakan bangunan dengan gaya lama, maka tidak banyak metode dengan variasi terbaru di gunakan dalam pembangunannya. hanya saja dapat dilihat dari wujud fasad bangunan yang menambah nilai estetika dengan cara memberi beberapa warna terang di permukaan fasadnya. Namun, untuk sekarang pewarnaan tersebut sudah cukup memudar.
Bangunan apartemen ini terdiri dari 9 lantai termasuk 2 parkiran basement. Lantai dasar difungsikan sebagai office atau kantor administrasi dan marketing yang dibelakangnya terrdapat ruang terbuka yang berfungsi sebagai taman dan lounge. selanjutnya di lantai 2-7 merupakan unit apartemen yang terdiri dari 3 tipe yaitu tipe 20, tipe 38, dan tipe 76. Akses perlantai dapat dilakukan menggunakan 2 buah lift dimana keduanya berfungsi terhadap 3 tower apartemen sekaligus. Jumlah yang bisa dibilang kurang mengingat apartemen terdiri dari 700 unit yang berarti kurang lebih 700 penghuni harus menggunakan lift yang sama. Namun saja, bangunan ini sudah menyediakan 4 tangga darurat di setiap towernya guna menjadi alternatif pilihan ketika dalam keadaan darurat misalnya kebakaran dan gempa bumi.
Dari sisi interior per unitnya, tidak terdapat balkon sehingga penghawaan alami dapat melalui jendela yang langsung mengarah keluar dimana terdapat ruang kecil yang difungsikan sebagai tempat unit outdoor ac (body dan kompressor). Ruang ini, dilihat dari besar dan luasnya, sebenarnya cukup untuk difungsikan sebagai balkon.
Apartemen ini terdiri dari area parkiran mobil dan motor yang keduanya terletak di lantai basement. Untuk parkiran mobil luas dan besaran cukup memadai penghuni maupun pengunjung yang ada di apartemen. Akan tetapi, untuk parkiran motor secara luasnya terlihat kurang dan cukup sempit. Memang tersedia area yang berbeda untuk parkiran motor penghuni dan pengunjung, tetapi, dalam luas dan besarannya kurang lebih hampir sama. mengingat jumlah penghuni kemungkinan bisa lebih banyak dari jumlah pengunjung.
Secara fasilitas Apartemen Margonda Residences 1 sudah cukup baik dimana terdapat taman, lounge, lapangan tennis, tempat fitness, kolam renang, laundry, minimarket, dan kantin. Namun, sebagian besar fasilitas tersebut terletak di area Margonda Residences 2, yaitu bangunan apartemen baru yang terletak di belakang Margonda Residences 1. Hal ini, justru menyulitkan penghuni Margonda Residences 1 untuk menjangkaunya. Misalnya kolam renang, penghuni Margonda Residences 1 harus berjalan kaki untuk kesana.
Kesimpulan
Apartemen Margonda Residences 1 merupakan apartemen pertama di kota Depok. Apartemen ini merupakan apartemen yang unik, yaitu di bangun diatas lahan dengan kontur berbukit-bukit. Hal ini juga merupakan pendukung tujuan dari di bangunnya apartemen ini yaitu dengan konsep alamiah. Akan tetapi terdapat banyak kekurangan dari bangunan apartemen ini mulai dari besaran ruang dan fasilitas penunjang. Bisa menjadi solusi apabila Apartemen Margonda Residences 1 berbenah untuk menjadikan apartemen ini jauh lebih baik lagi mengingat sekarang pasar properti sedang banyak diminati secara domestik maupun internasional.
Komentar
Posting Komentar