Ilmu Sosial Dasar: Fenomena Anak Jalanan
Pendidikan
yang layak adalah hak setiap orang khususnya anak sebagai generasi penerus
bangsa. Perkembangan di bidang pendidikan dalam era globalisasi saat ini, sudah
tidak jauh dari berbagai persoalan. Semakin maju, semakin banyak tantangan yang
harus dilewati.Seperti halnya pendidikan yang ada di negeri kita, Indonesia.
Tidak semua anak Indonesia bisa merasakan manisnya bangku sekolah. Faktor yang
paling memicu persoalan ini adalah keterbatasan ekonomi. Indonesia sebagai
negara dengan angka kemiskinan yang masih tinggi sampai saat ini tidak bisa
berbuat banyak. Perhatian pemerintah pun juga terbagi dan tidak hanya terfokus
di masalah ini saja. Maka dari itu, semuanya jauh dari kata membaik.
Masa kanak-kanak yang seharusnya diisi dengan kegiatan positif seperti belajar, bersosialisasi, dan mengenal pendidikan karakter tidak terwujud dengan baik. Banyak dari mereka yang tidak bisa merasakan bangku sekolah malah terjun di lingkungan yang tidak seharusnya mereka kenal di usia yang masih begitu belia. Contoh terdekat sebut saja di jalanan. Tidak sedikit dari mereka yang terlantar menjadi anak jalanan bahkan pengamen. Pengamen perkotaan adalah fenomena yang mulai dipandang sebagai masalah serius, terutama dengan semakin banyaknya permasalahan sosial, ekonomi dan politik yang ditimbulkannya. Selain faktor ekonomi, anak-anak yang malah menjadi pengamen jalanan bisa disebabkan oleh kurangnya perhatian orangtua sebagai pendidik utama. Hal inilah yang menyebabkan mereka betah dengan kehidupan luar yang terasa lebih asyik dan mudah mereka jalani. Selain itu, pengaruh lingkungan dan pergaulan yang bebas serta tidak terbatas membuat mereka mempunyai rasa untuk mencoba hal baru.
(location: Margonda Raya, Depok)
Dari
segi usia sebenarnya anak pengamen tidak wajar melakukannya dengan alasan orang
tua harus memiliki tanggung jawab dan memberi kasih sayang kepada anaknya.
Meskipun dengan tekanan kondisi ekonomi yang serba terbatas, seharusnya mereka
tidak perlu mengamen bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Hak setiap anak
adalah mendapatkan kehidupan yang lebih baik bukan mencari kehidupan yang lebih
baik.
Perbandingan
nasib anak-anak Indonesia dengan mereka yang berada di luar negeri bagaikan
langit dan bumi. Diluar sana, mereka diwajibkan belajar. Apapun tantangan dan
persoalannya, dunia pendidikan yang layak tetap wajib mereka dapati. Di
Indonesia kita banyak menemukan anak yang malah menghabiskan waktu mereka
dijalanan. Tidak bisa dipastikan sampai kapan persoalan ini akan tetap ada.
Pastinya, yang kita perlukan bukan hanya perhatian orangtua atau pemerintah
melainkan masyarakat sekitar yang masih mau peduli untuk mewujudkan kualitas
anak Indonesia sebagai penentu nasib bangsa kedepan.
Komentar
Posting Komentar